sumber foto: aceh.tribunnews.com |
Lagu
cover religi zaman now memang enak didengar. Selain dibawakan dengan simple karena instrumen musiknya lebih
sederhana, dan terkesan modern-minimalis. Jika didengar juga terasa ringan dan
menonjol pada kekuatan vocalnya. Salah satu yang banyak dicover adalah shalawat
atau sirah-sirah nabawiyah dan sahabat. Namanya juga cover, maka lagu-lagunya
sudah pernah dibawakan sebelumnya dengan kekhasan genre musik yang berbeda.
Cover
lagu religi tersebut terkadang mendapat sambutan hangat. Tapi tidak jarang
mendapat kritikan dan makian. Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa membawa
sholawat yang adanya di majlis-majelis spiritual, seperti pesantren, musholla
dan madrasah masuk ke industri akan mengurangi nilai kesakralannya. Tidak hanya
mengurangi, malah akan membuat yang sakral beruhah menjadi profan. Akan tetapi
ada cara pandangan lain yang bisa digunakan untuk menilai kehadiran lagu-lagu
religi cover tersebut. Bahwa, lagu-lagu cover religi tersebut bisa menjadi
pintu masuk mengenalkan Islam lebih dalam kepada generasi zaman now.
Di
antara cover-cover lagu tersebut, beberapa lagu cover cukup menarik untuk
diulas.
Cover Lagu Aisyah Istri Rasulullah
Sebut
saja salah satunya cover lagu Aisyah Istri Rasulullah yang beberapa waktu lalu
menjadi perdebatan yang penggubahan lirik lagunya sebenarnya sudah dua tahun
lalu. Lagu tersebut dicover dan hits
kembali sejak awal tahun ini. Covernya mulai dari versi akustik sampai regge.
Puncaknya, cover versi Sabyan menjadi tranding topic #1 Youtube.
Lantas
perdebatan menguap karena lirik lagu dinilai merendahkan Sayyidah Aisyah, istri
Rasulullah. Salah satu kritikan mengatakan bahwa bahasa liriknya menghina atau
merendahkan Aisyah r.a. Bahkan, lirik lagu yang digubah oleh Mr Bie (Malaysia)
dari lagu cinta-cintaan ala anak muda
itu dinilai kental pengaruh drakor (drama Korea) yang memang digandrungi anak
muda zaman now.
Buya
Yahya pendiri Pesantren Al-Bahjah juga sempat mendudukkan situasi. Dalam nasehat
Buya Yahya disampaikan, alangkah baiknya jika liriknya diubah dan tidak
menggambarkan fisik atau deskripsi jasad Sayyidah Aisyah. Tapi, di sisi lain
Buya juga mengatakan dengan bijak untuk berkhusnuzon bahwa lewat lagu tersebut
bisa diketahui tentang ketauladanan Siti Aisyah, kecerdasan, kealiman dan lain
sebagainya. Sehingga bisa dikatakan bahwa lagu tersebut menjadi pintu masuk
untuk mengenal Aisyah r.a. berikut catatan hadits yang mengisahkan tentang
istri Rasulullah tersebut.
Sholawat An-Nahdliyah
Sholawatnya wong NU itu juga menjadi salah satu lagu cover lagu yang cukup populer. Sholawat tersebut dicover oleh Fitriana Kamila (2019) yang dibawakan dengan kualitas vocal yang lembut tapi berpower. Lebih dari itu, makhroj pelafalan syiirnya cukup fasih. Veve Zulfikar (2018) yang mengcover lebih dulu juga tidak kalah mendapatkan sambutan baik dengan 5,7 juta kali ditonton di kanal Youtubenya.
Sholawatnya wong NU itu juga menjadi salah satu lagu cover lagu yang cukup populer. Sholawat tersebut dicover oleh Fitriana Kamila (2019) yang dibawakan dengan kualitas vocal yang lembut tapi berpower. Lebih dari itu, makhroj pelafalan syiirnya cukup fasih. Veve Zulfikar (2018) yang mengcover lebih dulu juga tidak kalah mendapatkan sambutan baik dengan 5,7 juta kali ditonton di kanal Youtubenya.
sumber: www.dutaislam.com |
Dari cover tersebut kemudian diketahui bahwa sholawat nahdliyin berisi tentang keteguhan kepada ajaran Islam dengan cara-cara Jam’iyyah Nahdlotul Ulama’. Selain itu, juga akan diketahui bahwa penciptanya berasal Madura, yaitu KH Hasan Abdul Wafi (1923 – 2000). Sholawat tersebut sering dibacakan ketika ada majelis-majelih orang-orang NU.
Syiir Li Khomsatun Cover Khofifah Indar Parawansa
Syiir Li Khomsatun Cover Khofifah Indar Parawansa
Sebelumnya
Li Khomsatun sudah banyak dibawakan oleh grup-grup sholawat. Dan akhir-akhir
ini di masa pandemi covid 19, syiir Li Khomsatun menjadi semakin populer.
Terlebih lagi ketika dibawakan atau dicover oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah
Indah Parawansa.
Memang Li Khomsatun adalah salah satu dari deretan syiir
sholawat yang digemari dan dipujikan di kalangan pesantren-pesantren. Akan
tetapi, lewat cover Gubernur Jawa Timur tersebut, kita tahu bahwa syiir
tersebut ternyata tidak hanya sekedar syiir. Akan tetapi ada kisah tentang Ijazah
Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari, seorang ulama besar yang mendirikan
organisasi Nahdlotul Ulama’ dalam
menghadapi wabah. Syiir tersebut dibaca sebagai ikhtiar batin menghadapi wabah
yang sedang terjadi.
Sekarang
ini Li Khomsatun banyak di dengungkan, dipujikan, dipanjatkan hingga
dinyanyikan di tengah pandemi wabah Covid 19. Cover lagu versi Khofifah Indar
Parawansa memuka pengetahuan lebih luas tentang ijazah syiir tersebut.
Selain
ketiga cover lagu religi tersebut, masih banyak cover-cover yang lain. Tidak
jarang cover lagu mendapatkan kritikan, karena dinilai menempatkan sesuatu
tidak pada tempatnya. Karena memang begitulah ketika yang sakral dibawa ke
wilayah industri maka yang terjadi adalah kedangkalan. Karena kemasan telah
menutup ruang-ruang esensinya. Karena industri pada dasarnya digerakkan atas
dasar mendapatkan keuntungan sebesar-benasarnya (kapitalisme). Kapitalisme
kontemporer bukan hanya menawarkan barang atau produknya, akan tetapi
memanfaatkan hasrat libidinal untuk membangkitkan desire konsumsi. Dan hal itu digerakkan dalam sebuah gerak
percepatan teknologi. Percepatan pada akhirnya menggerus ruang-ruang
kontemplasi, sehingga menjadi sempit, yang implikasinya mengakibatkan
kedangkalan. Sehingga, sesuatu yang sakral akan menjadi profran.
#coverlagu
#lagureligi
#Aisyahistrirasulullah
#sholawatannahdliyah
#likhomsatun
#khofifahindarparawansa
#sabyan
#fitrianakamila
Comments
Post a Comment