YANG DARI HATI SAMPAILAH KE HATI

sumber foto: Grid.ID

Perulangan menyisakan kebosanan. Lantas menurunkan nilainya. Tapi terkadang ada nasehat yang meski disampaikan berulang-ulang, tetap ‘nyess’ bikin adem di hati.

Salah satunya Nasehat Quraish Shihab yang ditulis untuk anaknya, Najwa Shihab. Nasehat tersebut ditulis dengan sederhana akan tetapi sarat makna. Rasanya nasehat itu tidak hanya berguna untuk Najwa Shihah. Siapapun yang membaca juga bisa merasakan petuah bijak yang terkandung didalamnya. Setuju?

Berikut nasehat Quraish Shihab tersebut:

sumber foto: tribunnews.com

"Keberuntungan” kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia,
sekalipun kerap tidak masuk akal.
Karena itulah takdir mereka.

Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu.
Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan.
Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat.

Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu.
Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu,
karena Allah Maha Mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui.

Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu,
karena semuanya sudah atas izin Allah.
Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan.

Perbanyaklah bersyukur, Alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur,
kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara,
kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita,
itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu.
Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah. Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.

Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer,
singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian.
Tapi kawanan domba selalu bergerombol.
Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk,
semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol
dia yang paling jauh di antara keempat itu.

Namun perhatikan engkau akan terkejut
kalau semua jari-jari itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik
tanpa adanya jempol yang sendiri yang jauh dari mereka.

Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu
akan tetapi banyaknya cinta dan manfaat yang ada di sekitarmu,
sekalipun engkau jauh dari mereka.

Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah;
yaitu kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan.

Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan,
tapi aku menyadari bahwa “rumus kegagalan adalah sikap asal semua orang”.

Teman itu seperti anak tangga,
boleh jadi ia membawamu ke atas atau ternyata sebaliknya membawamu ke bawah,
maka hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.

Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis,
karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.

Berlapang dadalah, maafkanlah, dan serahkan urusan manusia kepada Tuhan,
karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya akan berpulang kepadaNya.

Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun.
Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah,
sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup
mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud.

Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi.
Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan pergi.
Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME,
karena Dialah yang menentukan segala nya.

Demikian tulisan Prof. Dr. Quraish Shihab untuk Najwa. (*)


Sekali lagi, nasehat tersebut dibaca berapapun kali banyaknya tetap memberikan hikmah dan ketentraman hati.


Terlebih lagi dalam kehidupan yang bergerak terus dengan berbagai rona onak durinya. Kebahagiaan, kesedihan, tantangan hingga perjuangan berkelindan silih berganti. Tidak jarang akhirnya berujung putus asa. Maka, membaca nasehat Quraish Shihab itu bisa menjadi salah satu obatnya.

Padahal seringkali kita dapati sebuah nasehat yang dibaca atau tersampaikan berulang-ulang, bisa jadi membuat bosan, dan daya motivatifnya menguap hilang. Tapi berbeda dengan nasehat Quraish Shihab tersebut.

Sama halnya dengan sebuah nasehat lewat pengajian yang diputar di Radio Suara Tebuireng, yaitu pengajian Sari Al-Hikam oleh KH Yazid Busthomi. Sudah banyak testimoni yang disampaikan oleh pendengar, bahwa ngaji tersebut benar-benar bermanfaat untuk mereka. Bahkan mereka meminta agar pengajian tersebut tetap di putar terus meski edisinya sudah selesai. Katanya, dijadikan wirid, sebagai pepeling atau pengingat. Ini karena, petuah-petuah yang disampaikan ngena’ di hati.


sumber: layarsukses.com

Tentang hal ini, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir, Jombang KH Amir Jamiluddin pernah menuturkan. Bahwa, ungkapan yang bisa menemubus ke hati itu bisa jadi berasal dari hati yang bersih. Sehingga kata-kata tidak hanya sekedar kata. Akan tetapi menjadi hikmah yang bermakna.

Hati memang menjadi kunci. Dalam ungkapan hadist Nabi Muhammad Saw disampaikan, Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim)

Itulah mengapa, sebagaiman cerita masyhur tentang kejadian istimewa yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw sebelum melakukan perjalanan mi’raj yaitu pembedahan dan pencucian hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail. Mengapa yang dicuci hatinya, bukan usus atau bahkan otaknya? Karena memang kuncinya adalah hati yang bersih.

sumber foto: www.nu.or.id

Lalu jika Nabi Saw dicuci oleh malaikat. Bagaimana dengan kita sebagai manusia biasa. Mustahil akan ada malaikat yang tiba-tiba mencuci hati kita. Ngimpi! Bagi kita sendiri, tentu bukan perkara mudah untuk membersihkan hati. Terlebih lagi di era yang serba materi seperti sekarang. Yang banyak membuat hati terusik, iri dengan materi orang lain, ambisi yang tiada henti, tuntutan gaya hidup yang semakin hari semakin tinggi. Lalu bagaimana?

Tentu manjawab hal ini tidak mudah. Membersihkan hati dari segala penyakit yang bisa meninggalkan bintik-bintik noda di hati. Kalau bintik-bintik itu semakin banyak, maka akan menghitam hatinya. Tapi barangkali ada ikhtiar yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan cara membaca al-Quran.

Mungkin ungkapan ‘membaca al-quran sebagai ikhtiar’ tidak serta merta logis diterima. Akan tetapi dengan keyakinan, keajekan dan istiqomah membacanya perlahan akan memberi perubahan pada kehidupan. Terlebih lagi di bulan dimana al Quran diturunkan, yaitu Bulan Ramadhan.

Karena al Quran tidak hanya bisa membersihkan hati, akan tetapi kelak dia akan menjadi syafaat pada hari qiyamat. Afwan! Wallahu a’lam.


sumber: dokumen pribadi
#hati
#quraish shihab
#al quran
#ramadhan
#lailatulqodar

Comments

  1. Kok suka banget ya sama nasihatnya. Memang terlambat di dunia kadang menyisakan sakit di hati yg begitu mendalam. Aku mungkin sedang mengalaminya. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama kak,,,, bahkan bagiku belum disebut keterlambatan, karena belum terwujud wkwkw... Semoga Allah memberi yang terbaik untuk kita ... aminnn

      Delete
  2. Terkadang menerima keterlambatan atau kegagalan lebih sulit 😣. Tidaklah mudah menangkap maksud Allah yang Maha Baik. Namun bukan berarti tidak mungkin dan tidak bisa. Terima kasih sudah diingatkan kembali ya, mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama kak @lithaetr.. Allahumma amiinnn

      Delete
  3. MasyaAllah nasehat ayah buat anaknya ngena banget di hatiku kak. Memang dalam hidup ini kis harus banyak sabar dsn juga syukur. Dus rumus ini insyaAllah menjadi pengingat buat kita semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh iyaa... betul kak. dua nasehat itu yang mesti kita jadikan prinsip dalam hidup,, makasih kak @blogger parenting

      Delete
  4. Memang luar biasa Nasihatnya, saya dulu pernah membaca juga nasihat ini, dan benar berapakalipun dibaca akan selalu benrmanfaat.

    ReplyDelete
  5. Terharu baca nasihah-nasihatnya. Ngena banget ya kata-katanya. Dalam walau sederhana.

    ReplyDelete
  6. MasyaaAllah sangat bermanfaat Mbak. Terima kasih sudah share. Sangat bagus untuk selalu dibaca.

    ReplyDelete
  7. Meleleh aku kak bacanya.. Bener-bener menusuk hati..

    ReplyDelete
  8. Kok sedih yaaa closingnya. Astaghfirullah mudah2an masih ada kesempatan ketemu Ramadan berikutnya 😭😭

    ReplyDelete
  9. Nasihat yg mengena berasal dari hati yg bersih.. bener pakai banget... karena hati yg bersih tdk pernah sempat menilai orang lain..sehingga nasihat yg keluar sebenarnya cenderung untuk diri sendiri jadi jika ada orang yg mendengarnya ya bisa diterima dan tdk pernah bosan.. kan menasihati diri sendiri hehe..

    ReplyDelete
  10. Aku juga pernah terlalu banyak lihat kehidupan orang lain di media sosial, khususnya artis. Sampai aku sadar sendiri, pikiran aku jadinya terlalu mikirin hal2 material..

    ReplyDelete
  11. Membaca nasehatnya kok aku rasa kesedihan yang mendalam dalam diri ini.

    Banyak sekali rasa syukur yg terlupa aku lakukan.

    Jangankan melakukan. Mengucapkan saja secara lisan jarang ku lakukan.

    😑

    Nasehatnya itu.

    ReplyDelete
  12. Teruslah berkata alhamdulillah sampai kita tak bisa lagi mengucapkannya. Insya Allah, nasihat ini selalu menjadi landasan hidup kita sampai mati. Terima kasih coretannya, jadi muhasabah diri bagi saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama kak... saya selalu trenyuh membaca ungkapan quraish shihah... aminn semoga kita selalu ingat u muhasabah. terima kasih

      Delete
  13. Nasehat seorang ayah Qurais Shihab pd Putrinya Najwa Shihab bikin adem hati ya. Termasuk ajakan membaca Alquran untuk kebaikan umatNya.

    ReplyDelete
  14. Ramadhan silih berganti. Ramadhan datang, bisa jadi kitanya yang sudah pergi. hiks... kok aku nangis ya baca kalimat ini. Berasa belum siap mati. Masih banyak dosa yang harus diperbaiki dan belum banyak tabungan buat di akherat nanti. hiks hiks hiks...

    ReplyDelete
  15. Nasehat seorang ayah untuk putrinya. Seorang putri memang hatinya lebih kena, mudah tersentuh oleh nasehat seorang ayah.

    ReplyDelete

Post a Comment