Minha, Museum Louvre ala Tebuireng


sumber: nu.or.id

Di Desa Cukir, di tengah hamparan sawah nan hijau, terlihat bangunan limas menjulang. Sekilas, kita seolah menyaksikan Louvre yang ada di Paris Prancis. Akan tetapi, bangunan limas yang tepatnya ada di Dusun Tebuireng Desa Cukir tersebut sebenarnya adalah Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ri (Minha).
--

Sebuah bus berisi rombongan peziarah meluncur menuju parkiran. Untuk sampai di Minha, peziarah memang harus masuk melalui pintu masuk parkiran. Sebab, Minha bersandingan dengan parkiran seluas 600 meter persegi yang ada di Dusun Tebuireng Desa Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Jawa Timur tersebut. Gerbang pintu masuk parkir begitu megah, dengan ornamen khas timur tengah berwarna abu-abu. Nama parkiran Parkir Kawasan Makam Gus Dur berdiri gagah di bagian paling atas gerbang. Sebelum melintas masuk, seorang petugas akan membuka palang pintu masuk dan menarik retribusi untuk bus tersebut sebesar 10 ribu rupiah.

Tentu saja retribusinya beda-beda untuk setiap kendaraan yang parkir di parkiran Kawasan Makam Gus Dur. Untuk sepeda motor, retribusinya seribu rupiah, mobil penumpang 2 ribu rupiah, mobil barang 3 ribu rupiah, sedangkan bus kecil 5 ribu rupiah. Area parkir ini berdaya tampung 50 bus, 100 mobil roda empat, dan 100 seratus sepeda motor.

Usai masuk ke area Parkir Kawasan Makam Gus Dur tersebut, peziarah segera keluar bus. Mereka tidak perlu terburu-buru menuju makam Gus Dur yang ada di komplek Pesantren Tebuireng.  Tapi, mereka bisa menikmati nuansa asri yang ada di area parkiran.

Minha memang akan segera menjadi destinasi wisata di Kabupaten Jombang. Minha sendiri dibangun pasca wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tiada lain adalah cucu dari ulama masyhur pendiri Nahdlotul Ulama, KH Hasyim Asy’ari. Antuasime peziarah yang saat itu semakin meningkat di setiap harinya, membuka inisiatif untuk membangun sebuah monumen yang menjadi jejak rekam sejarah masuknya Islam di Nusantara. Sebutlah KH Hasyim Asy’ari yang memegang estafet dakwah islam dengan cara yang moderat dan damai sebagaimana yang dilakukan oleh walisongo. Peninggalan pendiri Pesantren Tebuireng tersebut akan disimpan di Museum yang menjadi bagian destinasi wisata religi di Tebuireng Jombang.


Prasasti Gus Dur

sumber: padasuka.id
Saat ini (tahun 2016), Minha sendiri memang masih dalam proses pembangunan sekitar 90 persen. Bangunan luar (eksterior) hampir rampung, tinggal interior yang masih dalam proses pengerjaan. Yang unik, bangunan Minha seolah-olah mengingatkan kita pada Louvre yang ada di Paris. Bedanya, bangunan limas pada Minha terbelah di bagian tengahnya. Bangunan lima lantai tersebut disebut-sebuh menjadi museum islam termegah di Nusantara.


Monumen At Tauhid

sumber: iphi.web.id
Selain menikmati refreshing di Minha, peziarah juga bisa bersantai di parkiran Kawasan Makam Gus Dur yang cukup luas. Selain mampu menampung kendaraan peziarah, parkiran tersebut juga bisa menjadi jujugan refreshing. Ada juga Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan taman yang cukup asri. Parkiran ini juga dilengkapi dengan gazebo, musholla dan tempat bermain keluarga. Tidak hanya itu, yang lebih istimewa lagi ada sebuah monumen unik yang disebut Monumen at Tauhid. Monumen berbentuk balok tersebut terdiri dari nama-nama Allah (asmaul husna) yang ada di setiap sisinya, sedangkan di bagian paling atas ada lafadz Allah sebagaimana banyak kita jumpai di musholla atau masjid. Di sekeliling monumen ada kolam yang membundar dengan air pancur yang menjadi satu-kesatuan monumen. Tidak jauh dari monumen at Tauhid tersebut, ada sebuah prasasti KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Ziarah Makam Gus Dur

Usai berwisata religi ke Minta dan Monumen at Tauhid, jangan lupa berziarah ke makam Gus Dur yang ada di kompleks pesantren tebuireng. Untuk sampai di makam Gus Dur, peziarah perlu berjalan kaki sejauh 300 meter menuju pintu makam dari Kawasan Parkir Gus Dur. Jangan khawatir perjalanan anda terasa jauh dan jenug, sebab sepanjang perjalanan, pandangan anda akan dimanjakan dengan aneka buah tangan Khas Makam Gus Dur. Mulai dari jajanan, perlengkapan sholat, sampai kaos dan baju khas Gus Dur.

Pintu Masuk ke Makam Gus Dur

Pusat oleh-oleh Ziarah Makam Gus Dur juga bisa dijumpai di lorong masuk pintu makam Gus Dur. Di sisi kanan dan kiri, peziarah bisa melihat aneka buah tangan kaos gus dur, buku biografi, kaligrafi, lukisan, dan lain sebagainya. Di lorong tersebut juga disediakan griya sehat, bagi para peziarah yang ingin check kesehatan, atau sekedar mendapatkan pemeriksaan berikut obat-obat tertentu secara gratis jika kesehatan terganggun selama perjalanan ziarah anda. Griya sehat tersebut memang secara khusus disediakan untuk peziarah atas kerjasama Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dengan Pusat Kesehatan Masyarakat Pesantren Tebuireng.
sumber: detiknews

Di area makam, ada pagar yang memisahkan maqbaroh (pekuburan makam) dengan para peziarah. Tepat di depan makam, ada gazebo yang mampu menampung lebih dari 100 peziarah. Akan tetapi, biasanya peziarah yang datang lebih dari itu. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu dipastikan banyak peziarah yang datang, baik dari dalam maupun dari luar kota bahkan luar jawa. Untuk itu, dibangun area dua lantai untuk para peziarah tepat di belakang gazebo tersebut.

Nah, siapa saja yang dimakamkan di komplek pesantren Tebuireng? Untuk mengetahui hal itu, peziarah dapat melihat pada dinding yang berisi daftar tokoh yang dimakamkan. Selain anak-cucu KH Hasyim Asy’ari (dzurriyah), ada juga santri dan beberapa tokoh lainnya yang dimakamkan di sana.

Berziarah dan Mengenal Gus Dur

Komplek Makam Gus Dur sendiri banyak didatangi oleh peziarah, baik dari kalangan masyarakat umum, atau dari tokoh-tokoh nasional hingga mancanegara. Sebut saja, Gurjit Singh, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Professor dari The King’s Collage New York Amerika Serikat, Robert Dwight Carle, Kunjungan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Mubarak dan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu, tokoh-tokoh nasional lainnya yang tidak terbilang jumlahnya juga berziarah ke makam Gus Dur, mulai dari presiden, akademisi, praktisi, guru besar hingga artis. Sebut saja penyanyi nasyid Raef Haggag yang pernah berkunjung (backpacker) ke Tebuireng dan berziarah ke Makam Gus Dur.

Dubes AS berziarah ke Makam Gus Dur
Karena itu, tidak ada salahnya kita berziarah ke makam Gus Dur dan Kyai Hasyim Asy’ari, yang peninggalan beliau nanti juga rencananya bisa kita lihat di Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari yang ada di Dusun Tebuireng Desa Cukir Kecamatan Diwek Kab Jombang.
Ayo Travelling. Indonesia adalah negeri yang indah yang bisa menjadi tujuan destinasi wisata. Bisa klik ini. Dan Tebuireng Jombang adalah salah satu jujugan travel yang tidak hanya seru, tapi menambah wawasan pengetahuan dan spiritual. Salam travelling!

Comments